Memaknai Hari Kebangkitan Nasional dan Langkah-langkah Konkret Untuk Mengisinya

Hari Kebangkitan Nasional adalah peringatan tahunan yang diperingati di Indonesia pada tanggal 20 Mei. 

Faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit, dan munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.

2. Faktor eksternalnya yakni timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme, munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme, serta kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

Peristiwa ini Kebangkitan Nasional ditandai sebagai awal gerakan kebangkitan nasional Indonesia, yang dimulai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo. 

Budi Utomo adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan, tetapi tidak bersifat politik. Organisasi ini mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran dan mendorong munculnya organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

Sumpah Pemuda| Kompas.com

Pendiri organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 terdiri dari beberapa tokoh penting:
  • Dr. Soetomo
  • M. Soeradji
  • M. Muhammad Saleh
  • M. Soewarno
  • M. Goenawan
  • Soewarno
  • R.M. Goembrek
  • R. Angka
  • M. Soelaiman

Mereka adalah mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA) yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan, tidak bersifat politik. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat dan meningkatkan pendidikan, kebudayaan, serta pengajaran.

Visi organisasi Budi Utomo tahun 1908 adalah untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama para pemuda. 

Misi organisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura tentang pentingnya merenungkan posisi mereka dalam masyarakat dan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional juga ditandai dengan berdirinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang menandai awal perjuangan politik bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Pada 20 Mei 1948.

Penggagas Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan Perhimpunan Indonesia (PI). Mereka adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan, tidak bersifat politik. 

Organisasi ini memelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran dan mendorong munculnya organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

Tokoh-tokoh penting dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1928 adalah:

  1. Soegondo Djojopoespito - Ketua PPPI dan Ketua Panitia Kongres Pemuda II.
  2. Sigit Abdul Syukur - Anggota PPPI dan tercatat dalam struktur kepanitiaan Kongres Pemuda II.
  3. Goelarso - Anggota PPPI dan tercatat dalam struktur kepanitiaan Kongres Pemuda II.
  4. Soemitro - Anggota PPPI dan tercatat dalam struktur kepanitiaan Kongres Pemuda II.
  5. Samijono - Anggota PPPI.
  6. Hendromartono - Anggota PPPI.
  7. Soebari - Anggota PPPI.
  8. Rochjani - Anggota PPPI.
  9. Soenarko - Anggota PPPI.

Sedangkan tokoh-tokoh penting dari Perhimpunan Indonesia (PI) tahun 1928 adalah:

1. Mohammad Hatta - Ketua Umum PI dan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

2. Nazir Pamuntjak - Anggota PI yang ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan keras.

3. Ali Sastroamidjojo - Anggota PI yang ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan keras.

4. Abdul Madjid Djojodiningrat - Anggota PI yang ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan keras.

Mereka semua berperan penting dalam menyusun Butir-butir Sumpah Pemuda. Adapun butir-butir Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah:

  1. "Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia."
  2. "Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia."
  3. "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini memiliki tema tahunan yang berbeda-beda. Pada tahun 2021, tema yang dipilih adalah "Bangkit Kita Bangsa yang Tangguh!", yang mengingatkan bahwa semangat Kebangkitan Nasional dapat mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menghadapi masa depan. 

Pada tahun 2022, tema yang dipilih adalah "Recover Together, Recover Stronger", yang memiliki tujuan untuk memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.

Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, bangsa Indonesia juga diingatkan untuk tidak lupa jasa perjuangan para tokoh bangsa di masa lampau dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Peringatan ini juga diharapkan dapat membangkitkan kesadaran bagi para pemuda untuk memperjuangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Hikmah Hari Kebangkitan Nasional untuk generasi muda Indonesia adalah pentingnya mendidik mereka agar menjadi individu yang tidak hanya cerdas, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Bangsa. 

Karena hanya dengan jiwa dan semangat Kebangkitan Nasional, Indonesia dapat bangkit dan menjadi kekuatan besar dunia di masa depan.

Adapun langkah-langkah konkret untuk mengisi kebangkitan nasional adalah:

1. Meningkatkan kesadaran persatuan dan kesatuan: Meningkatkan kesadaran bahwa keberagaman adalah salah satu kekuatan negara kesatuan Indonesia dan bahwa persatuan dan kesatuan adalah landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Mengembangkan dan memanfaatkan berbagai sumber daya: Meningkatkan kesadaran bahwa generasi penerus bangsa harus mengembangkan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini dan masa depan.

3. Mengembangkan semangat gotong-royong: Meningkatkan kesadaran bahwa semangat gotong-royong adalah landasan dalam melaksanakan pembangunan dan selalu optimis menghadapi masa depan.

4. Meningkatkan kesadaran kita sebagai warga Indonesia dan Dunia: Berperan aktif dalam mempertahankan dan kemerdekaan dan menjunjung tinggi keadilan sosial bangsa Indonesia dan Dunia 

5. Optimis: Meningkatkan kesadaran bahwa semangat Kebangkitan Nasional dapat mengajarkan kita untuk selalu optimis untuk menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa.
Post a Comment