Peradaban Dunia Part 4: Tiongkok - Lembah Sungai Kuning Berusia 3.000 Tahun SM

Sejarah peradaban Tiongkok kuno dapat ditelusuri kembali ke Lembah Sungai Kuning (Huang He atau Hwang Ho), yang sering dijuluki sebagai "Peradaban Tirai Bambu".

Sungai Kuning, yang memiliki panjang sekitar 5.464 kilometer, adalah sungai kedua terpanjang di Tiongkok dan dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban Cina. 

Daerah aluvial lembah sungai yang subur menjadi tempat yang ideal untuk pertanian, yang memungkinkan perkembangan awal pertanian dan pendirian pemukiman di wilayah tersebut.

======================

1. Peradaban Cina Kuno

Peradaban di Lembah Sungai Kuning umumnya ini ada sekitar 3.000 tahun SM, dengan munculnya budaya yang beragam seperti budaya Yangshao dan Longshan. Budaya-budaya ini dikenal karena perkembangan keramik, pertanian, dan pemukiman yang terorganisir.

Sebagai titik fokus perkembangan awal Cina, Lembah Sungai Kuning juga merupakan tempat perkembangan dinasti pertama Cina yang tercatat secara historis, Dinasti Xia (sekitar 2070-1600 SM).

Yu yang Agung yang juga dikenal sebagai Da Yu. Ia adalah pendiri Dinasti Xia dan kaisar pertama dalam sejarah Tiongkok. Yu yang Agung dikenal karena pengenalannya tentang pengendalian banjir dan memberikan kehidupan tenteram kepada rakyat.

Tembok Besar Cina | Tirto.id

Dinasti berikutnya yang didirikan dan yang lebih terdokumentasi adalah Dinasti Shang (sekitar 1600-1046 SM). Tokoh penting dari Dinasti Shang adalah Wu Ding, yang memerintah dari tahun 1324 SM hingga 1266 SM. 

Ia dikenal karena kemampuan militer dan diplomasi yang baik, serta kemampuan dalam mengembangkan sistem pemerintahan yang lebih efektif. Wu Ding juga dikenal sebagai pendiri sistem penanggalan berdasarkan peredaran bulan dan matahari yang masih digunakan hingga saat ini.

Dinasti selanjutnya adalah Dinasti Zhou (1046-256 SM). Tokoh-tokoh penting dari Dinasti Zhou  adalah:
  1. Chow Wu Wang atau Ji Fa, pendiri Dinasti Zhou.
  2. Kon Fu Zi, filsuf yang mengajar tentang moralitas dan politik.
  3. Lao Zi, filsuf yang mengajar tentang Taoisme.
  4. Meng Zi, filsuf yang mengajar tentang moralitas dan politik.
  5. Xunzi, filsuf yang mengajar tentang moralitas dan politik.
  6. Kung Sun Yang, perdana menteri yang mengusulkan pembaharuan dalam bidang pemerintahan.
Dinasti selanjutnya adalah Dinasti Qin pada tahun (256 - 221 SM). Tokoh-tokoh penting dari Dinasti Qin adalah:
  1. Qin Shi Huang, pendiri Dinasti Qin dan kaisar pertama Tiongkok. Ia dikenal karena kemampuan militer dan diplomasi yang baik, serta kemampuan dalam mengembangkan sistem pemerintahan yang lebih efektif. Qin Shi Huang juga dikenal sebagai pendiri sistem penanggalan berdasarkan peredaran bulan dan matahari yang masih digunakan hingga saat ini.
  2. Lu Buwei, perdana menteri Qin dan wali Qin Shihuang ketika ia naik takhta dalam usia muda.
  3. Li Si, murid dari Xun Zi, yang berjasa dalam mengembangkan sistem pemerintahan Qin.
  4. Kung Sun Yang, perdana menteri yang mengusulkan pembaharuan dalam bidang pemerintahan, seperti penghapusan sistem pinjaman tanah dan sistem feodalisme.
  5. Bo Yi, leluhur marga Ying yang berjasa dalam mengendalikan banjir dan menerima marga Ying dari Kaisar Shun. Salah satu keturunan Bo Yi kemudian mengabdi kepada Raja Xiao dari Dinasti Zhou dan menerima wilayah di Lembah Qin.
Peradaban Cina Kuno melahirkan mahakarya dan praktik-praktik yang signifikan dalam sejarah Tiongkok, seperti penulisan aksara Cina dan filosofi Konfusianisme, mulai berkembang.


======================

2. Mahakarya Peradaban Cina Kuno

Di bawah ini adalah beberapa warisan infrastruktur penting tersebut:

1. Sistem Irigasi dan Pengendalian Banjir: Sungai Kuning sering meluap dan menyebabkan banjir yang merusak, sehingga pengendalian banjir menjadi penting bagi kelangsungan hidup dan produktivitas pertanian komunitas di sekitarnya. Levee, tanggul, dan kanal buatan dikerjakan untuk mengatur aliran air dan mengurangi efek banjir.

2. Bendungan dan Waduk: Untuk mendukung sistem irigasi tersebut dan untuk menyimpan air bagi keperluan lain, bendungan dan waduk dibangun. Karya hidrolik ini tidak hanya berfungsi untuk pertanian tetapi juga membantu melindungi komunitas dari bahaya alam.

3. Jalan dan Jembatan: Infrastruktur transportasi berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ekspansi peradaban. Jalan adalah penting untuk perpindahan pasukan, perdagangan, dan komunikasi antara berbagai wilayah. Jembatan dibangun untuk memfasilitasi perjalanan dan perdagangan melintasi cabang-cabang sungai dan wilayah berair lainnya.

4. Temapt Pembakaran Tembikar dan Penggalian Tambang: Perkembangan keramik dan metalurgi mendorong pembangunan struktur-struktur khusus untuk pembakaran tembikar dan penambangan logam. Lokasi-lokasi ini tidak hanya penting untuk kebutuhan domestik tetapi juga untuk perdagangan.

5. Sistem Pertahanan: Untuk melindungi dari invasi, struktur-struktur pertahanan termasuk tembok-tembok kota dan, dalam beberapa kasus, prekursor dari Tembok Besar Cina dibangun. Tembok-tembok ini merupakan salah satu usaha infrastruktur militer paling awal dan terbesar di dunia.

6. Perumahan dan Arsitektur: Rumah-rumah umumnya dibangun dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar lingkungan mereka, seperti kayu, tanah liat, dan batu. Kompleks kediaman mencerminkan hierarki sosial, dengan rumah-rumah masyarakat kelas atas lebih besar dan lebih elaboratif.

7. Kota-kota Rencana: Beberapa kota zaman kuno dirancang dengan tata letak yang terstruktur, menampilkan pembagian zonasi untuk perumahan, pekerjaan, dan fungsi administrasi. Hal ini mencerminkan kemampuan perencanaan perkotaan dan pengelolaan wilayah.

8. Teknologi Pertanian: Pengembangbiakan tanaman seperti gandum dan milet, digabungkan dengan penggunaan alat-alat pertanian seperti cangkul dan bajak, menunjukkan kemajuan dalam teknik pertanian.

Berikut beberapa penemuan dan perkembangan astronomi dari peradaban tersebut:

1. Kalender Lunisolar: Cina kuno mengembangkan kalender lunisolar yang kompleks, menggabungkan siklus lunar dengan solar tahun untuk membuat kalender yang cukup akurat. Kalender ini penting untuk pertanian karena menandai musim-musim penting untuk penanaman dan panen.

2. Observasi Komet dan Bintang Jatuh: Astronom Cina telah mencatat penampakan komet dan meteor jauh sebelum banyak peradaban lainnya. Catatan-catatan ini sangat bernilai bagi astronom modern yang mempelajari periode orbit komet dan peristiwa astronomi lainnya.

3. Pengamatan Bintang dan Katalog Bintang: Astronomi Cina kuno menghasilkan beberapa katalog bintang yang menggambarkan posisi dan gerakan bintang-bintang. Mereka juga menggolongkan bintang ke dalam berbagai asterisma atau shì (室), yang berbeda dari konstelasi barat modern.

4. Penentuan Sumbu Rotasi Bumi: Dari observasi bayangan yang dibuat oleh gnomon (fenomena yang dikenal sebagai perubahan Ketinggian Matahari pada tengah hari) dan bintang kutub, beberapa astronom Cina mungkin telah menyadari bahwa Bumi memiliki bentuk yang mendekati bola dan memiliki sumbu rotasi.

5. Eklips: Astronomi Cina memiliki pemahaman yang baik tentang fenomena eklips dan mampu meramalkan eklips bulan dan matahari, meskipun pemahaman mereka tentang mekanisme sebenarnya dibalik fenomena tersebut mungkin tidak sepenuhnya akurat.

6. Sistem Armiler: Alat-alat astronomi seperti sfera armilari telah digunakan untuk pemetaan langit (angkasa) dalam bentuk bulat. Alat-alat canggih ini memungkinkan pengamatan yang lebih tepat dan pemetaan gerakan langit.

7. Waktu Standar dan Jam Air: Untuk mengukur waktu dengan lebih tepat, penemuan jam air (clepsydras) memungkinkan pengaturan waktu yang lebih sistematis dan standarisasi untuk kegiatan-kegiatan manusia.

8. Catatan Supernova: Salah satu catatan tertua tentang supernova. Observasi ini sangat penting karena supernova itu adalah objek yang dapat diamati tanpa teleskop dan memainkan peran penting dalam pemahaman evolusi bintang dan galaksi.

9. Zodiak Cina: melingkupi interpretasi astronomi dalam hubungannya dengan astrologi dan filosofi Cina.

======================

3. Keruntuhan Peradaban Cina Kuno

Peradaban di Lembah Sungai Kuning tidak runtuh secara tiba-tiba tetapi mengalami serangkaian transformasi selama berabad-abad karena berbagai sebab. Beberapa faktor yang diperkirakan menyebabkan penurunan atau transformasi besar dari peradaban kuno di sekitar Sungai Kuning di Cina kuno meliputi:

1. Bencana Alam: Sungai Kuning dikenal dengan banjir yang merusak, sering disebut "Bencana Kuning". Frekuensi tinggi dan intensitas banjir yang tak terduga dapat menghancurkan lahan pertanian, meruntuhkan desa-desa dan kota-kota, serta menyebabkan kelaparan dan penyakit.

2. Perubahan Iklim dan Kondisi Lingkungan: Perubahan dalam pola iklim, seperti periode kekeringan atau perubahan dalam arah sungai, dapat mengurangi produktivitas pertanian atau merusak habitat. Deforestasi dan erosi tanah juga menyebabkan perubahan ekologi berdampak pada kehidupan pertanian.

3. Tekanan Eksternal: Penyerangan dari suku-suku nomaden atau kekuatan-kekuatan asing dari wilayah perbatasan dapat menimbulkan konflik yang meruntuhkan struktur kekuasaan dan menyebabkan ketidakstabilan politis.

4. Konflik Internal dan Perang Saudara: Pertempuran antara negara-negara kerajaan untuk sumber daya atau kekuasaan sering kali menyebabkan kehancuran dan perpecahan sosial-politik yang parah.

5. Korupsi dan Ketidakmampuan Pemerintahan: Manajemen yang buruk, korupsi dalam struktur pemerintah, serta ketidakmampuan para pemimpin untuk merespons krisis dapat melemahkan pemerintahan dan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat.

6. Kelelahan Ekonomi: Pengeluaran besar-besaran untuk proyek-proyek, seperti pembangunan tembok pertahanan atau bala tentara, sering kali membebani ekonomi dan menyebabkan pemberontakan terutama saat terjadi krisis pangan atau ekonomi.

7. Perubahan Sosial dan Kebudayaan: Perubahan dalam struktur sosial dan nilai-nilai budaya dapat menimbulkan instabilitas dan transisi ke bentuk pemerintahan dan organisasi sosial yang berbeda.

8. Wabah Penyakit: Epidemi dan pandemi dapat merusak populasi secara drastis, melemahkan angkatan kerja, dan mengganggu tatanan sosial.

9. Infrastruktur yang Tidak Memadai: Kurangnya pemeliharaan atau peningkatan infrastruktur, seperti sistem irigasi dan tanggul, dapat memperburuk dampak bencana alam dan kegagalan pertanian.

10. Pengelolaan Sumber Daya yang Buruk: Eksploitasi berlebihan sumber daya alam dapat menyebabkan ketidakberlanjutan jangka panjang, mengurangi kemampuan masyarakat untuk bertahan pada waktu kesulitan.

Demikian peradaban Cina sebagai salah satu peradaban besar dunia yang sangat penting dan masih dipergunakan hingga saat ini.
Post a Comment